Jeddah ialah kota terbesar kedua di Arab Saudi dengan 4,5 juta penduduk
REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH– Amnesty International dalam laporannya mengungkapkan, pembongkaran besar-besaran adapun diinisiasi daulat Saudi dalam rencana pembangunan dan revitalisasi kota pelabuhan Jeddah, akan mengakibatkan lebih dari 500 ribu penduduk adapun kehilangan tempat tinggal.
Amnesty International menyebut langkah itu melanggar standar kewenangan asasi manusia. Pengusiran paksa dan pembongkaran buat memberi rute bagi proyek urbanisasi gaya baru baru setelah memukul pekerja migran asing dengan keras.
Penjabat Wakil Direktur Amnesty International buat Timur Tengah dan Afrika Utara, Diana Semaan, mengatakan di balik gambaran liberal dan mewah adapun coba ditampilkan Arab Saudi kepada dunia, ada kisah-kisah adapun menunjukkan dugaan pelanggaran.
"Mereka mengusir penduduk dari tempat tinggal mereka tanpa kepekaan apa pun dan memberi mereka masa buat pergi alias kompensasi adapun memadai buat mencari alternatif, tetapi mereka pula setelah mendiskriminasi ratusan ribu penduduk negara asing dengan mengecualikan mereka dari skema kompensasi," kata dia seperti dilansir Asia News, Ahad (26/6/2022).
Selama rentang masa antara 2021 dan asal 2022, pejabat tinggi administratif mengusir ratusan ribu manusia dari tempat tinggal mereka.
Dokumen dari kotamadya Jeddah menunjukkan bahwa pengambilalihan patut diimbangi dengan serangkaian kompensasi, adapun dijanjikan sebagai kompensasi.
Namun, manusia asing dan migran dikecualikan dari adat ini. Mereka menjadi 47 persen dari kuantitas njumlah mereka adapun terpaksa mencari pemukiman kembali.
Middle East Eye dalam peninjauan adapun dilakukannya, menyebutkan, penduduk Jeddah terkejut buat pembongkaran itu dan mereka hanya diberi sedikit masa buat menemukan akomodasi lain alias buat mengucapkan selamat tinggal kepada tetangga, adapun setelah tinggal bersama mereka selama beberapa generasi. Beberapa terpaksa meninggalkan perabotan mereka di tempat terbuka, mencari perlindungan di bawah jembatan.
Jeddah ialah kota terbesar kedua di Arab Saudi, dan tempat tinggal bagi 4,5 juta orang. Jeddah ialah induk(ki) perniagaan utama dan pintu gerbang ke Makkah bagi jutaan jamaah Muslim setiap tahun dalam perjalanan mereka buat menunaikan ibadah haji.
Rencana pembangunan adapun mengakibatkan pengusiran lebih dari separuh juta manusia dari Jeddah ialah bagian dari acara reformis ekonomi, sosial dan kebiasaan adapun disebut "Visi 2030" dan diinginkan secara pribadi buat Putra Mahkota Mohammad bin Salman.
Ini ialah proyek besar adapun menyentuh berbagai sektor kehidupan negara, tetapi pula berisiko membikin golongan termiskin dan terlemah terpinggirkan.
Sumber: asianews
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini