Kontribusi Besar Islam untuk Dunia Modern, Lawan Hegemoni Sekularisme

Sedang Trending 9 bulan yang lalu 55

Islam menyembuhkan penyakit baru seperti sekularisme

pandudita.com JAKARTA – Berbagai kontribusi Islam terhadap bumi modern. Salah satunya Islam menyembuhkan salah satu penyakit bumi baru adapun bernama sekularisme.    

Hal ini dijelaskan Seyyed Hossein Nasr dalam karyanya adapun berjudul Living Sufism. Dalam kitab terjemahannya adapun berjudul “Tasawuf Dulu dan Sekarang” terbitan IRCiSoD, dia menjelaskan bahwa Islam setelah menyembuhkan salah satu penyakit modern, yakni sekularisasi yang melampui batas, suatu proses adapun tak lain menjadi penjauhan benda-benda dari makna spiritualnya.

Menurut dia, di Baratlah buat pertama kali menongol negara temporal, dengan pemerintahan dan garis kekuasaan adapun disebut sekuler, walaupun pada Abad Pertengahan dan malahan tiba sekarang, selama lembaga-lembaga ketatanegaraangarishaluan konservatif tetap hidup, negara-negara temporal mempunyai makna religius.

Kemudian, lanjut dia, “pemikiran” mengalami sekularisasi pula dalam bentuk filsafat dan ilmu pengetahuan sekuler, kemudian seni dengan seluruh cabangnya mengikutinya dan akhirnya agama sendiri menyerah kepada kecenderungan adapun sama.

Dia mengatakan, proses adapun ditimbulkan buat perlawanan pada masa renaisans ini awalmula kelihatan kekan-akan sebagai gerakan buat mencapai kebebasan, tetapi kini proses setelah dikatakan setelah tiba di tepi jurang bahaya adapun membuktikan bahwa sesuatu adapun dihasilkan buat masa renaisans hanyalah kebebasan buat melenyapkan kemungkinan memperoleh kebebasan asasi adapun terbuk bagi manusia, adalah kemerdekaan ruhani.

“Terhadap penyakit sekularisasi adapun melampaui batas dan penyakit kebebasan adapun negatif ini, Islam kemudian menyajikan suatu pandangan hidup adapun benar-benar suci,” jelas Hosein Nasr.

Melalui hukum Tuhan dan syariah, menurut dia, setiap kegiatan manusia memperoleh dimensi transenden. Dia menjadi suci dan karenanya bermakna. Dilihat dari perspektif pandang kodrat manusia, satu manusia adapun menerima syariah dan mengerjakannya sama dengan berkurban. 

Namun begitu, seseorang tak bisa menjadikan suci segala sesuatu tanpa beberapa bentuk pengorbanan.

Hosein Nasr menegaskan, satu manusia non-Muslim akan takjub memandang berapa hebatnya kemampuan umat Islam mengamalkan syariah dan pula betapa di wilayah-wilayah adapun sekalipun terdapat kemunduran, umat Islam tetap memperkuat mengamalkan syariah.

Namun, menurut dia, realita bahwa Islam mempunyai kekuatan penyesuai diri tiba pada strata adapun lebih tinggi tidaklah lantas berarti bahwa manusia Islam patut berkompromi dengan bumi baru dan seluruh kekeliruan adapun meliputinya. Justru, menurut dia, dunialah adapun patut didorong agar menyesuaikan diri dengan kebenaran ini dan enggak sebaliknya.

Seyyed Hossein Nasr lahir di Teheran, Iran pada 1933. Pemikirannya berhubungan dengan silang pengetahuan dalam peradaban baru di bumi Barat dan bumi Timur. Sekitar 70-an, dia pun setelah menjadi guru besar di tiga benua, adalah Asia, Eropa, dan Amerika.

Seyyen Hossein Nasr ialah guru besar di berbagai universitas di bumi Barat. Dia ialah profesor emeritus studi Iran di Universitas George Washington, dan satu manusia filsuf Muslim. Dia pula juga sempat emperoleh pendidikan Barat baru di Institut Teknologi Massachussets dan Universitas Harvard.   

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini

Selengkapnya