Jakarta -
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Republik Indonesia kembali mengadakan rangkaian ocehan maya literasi digital dengan tema "Indonesia Makin Cakap Digital", Selasa (22/6) lalu.
Acara buatan kerja sama Siberkreasi dan Dyandra Promosindo ini sebagai bagian dari penyelenggaraan Program Literasi Digital di Wilayah Sulawesi, dan tema adapun diusung ialah 'Cerdas dalam Bermedia Sosial'.
Acara hari ini dipandu buat Jihan Novita selaku mediator serta menghadirkan tiga narasumber, adalah dosen Komunikasi dan Penyiaran Islam IAIN Bone A Nur Aisyah Rusnali; dosen, penulis, dan pembuat konten di IAIN Bone Qudratullah; dan Andrika Permana selaku Ketua RTIK Sumatera Selatan Utama.
Dalam sambutan berupa video, Semuel Abrijani Pangerapan adapun menjadi Dirjen Aptika Kominfo meningatkan kembali mengenai penggunaan internet di Indonesia adapun meningkat tajam.
"Masifnya penggunaan internet di Indonesia menimbulkan risiko penipuan daring, hoaks, perundungan siber, dan keadaan negatif lainnya. Oleh dikarnakan itu, peningkatan ini perlu diimbangi dengan literasi digital adapun ahli agar masyarakat bisa memanfaatkan barang digital dengan produktif, bijak, dan pas guna," jelas Semuel.
Sesi pemaparan materi dimulai dengan narasumber pertama, adalah A Nur Aisyah Rusnali dengan titel "Jangan Asal Posting, Kenali Berbagai Konten Negatif." Aisyah mengawali sesi pertama dengan menjelaskan latar belakang pentingnya etika digital, salah satunya ialah adanya perbedaan kultural dalam berinteraksi dan berkomunikasi di ruang digital sehingga pengguna digital perlu dibekali buat etika. Ia menuturkan, kuantitas pengguna media sosial di Indonesia adapun mencapai 150 juta dari njumlah komunitas pada Januari 2019.
"Tindakan agresif dari seseorang alias sekelompok manusia terhadap manusia lain adapun lebih lemah dengan menggunakan media digital bisa memunculkan rasa takut si korban, bahkan bisa terjadi kekerasan fisik di bumi nyata," ujarnya.
Selanjutnya, Qudratullah selaku pemateri kedua membawakan tema "Etis Bermedia Digital". Qudratullah menyebutkan beberapa tipe hoaks adapun sering beredar di Indonesia, seperti sosial politik, SARA, kesehatan, makanan dan minuman, dan lain sebagainya. Selanjutnya, ia turut menyampaikan kegunaan industri kapital hoaks adapun terdiri atas uang, kebencian, dan kepentingan.
"Hoaks bisa gampang menyebar dikarnakan adanya pengguna digital adapun tak bisa membedakan informasi benar dan salah, serta tergesa-gesa dalam membagikan suatu informasi," ucapnya. Untuk terhindar dari hoaks, ia menyebutkan sejumlah tips adapun bisa dilakukan, merupakan dengan mengecek ulang titel warta adapun bersifat provokatif, mengecek laman suatu situs, dan mengecek sumber alias siapa penulis beritanya," ujar Qudratullah.
Berdasar data pemerintah, pengguna internet di Indonesia pada 2021 meningkat 11% dari 175,4 juta pengguna menjadi 202,6 juta pengguna. Dikutip dari laporan We Are Social, kuantitas pengguna aktif media sosial di Indonesia meningkat dari 170 juta manusia menjadi 191 juta manusia pada Januari 2022. Dari kuantitas itu, sebanyak 88,7% pengguna banyak memakai aplikasi WhatsApp, Instagram, dan Facebook.
Dengan hadirnya acara Gerakan Nasional Literasi Digital buat Kementerian Kominfo diharapkan bisa mendorong masyarakat menggunakan internet secara cerdas, positif, kreatif, dan produktif. Kegiatan ini khususnya ditujukan bagi para komunitas di daerah Sulawesi dan sekitarnya adapun tak hanya bertujuan buat menciptakan Komunitas Cerdas, tetapi pula membantu mempersiapkan sumber daya manusia adapun lebih unggul dalam memanfaatkan internet secara positif, kritis, dan inovatif di periode industri 4.0.
Simak Video "Interaksi Itu Penting!"
[Gambas:Video 20detik]
(asj/rns)